Main Article Content

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengidentifikasi perilaku sosial remaja di Desa Waimiting; 2) menganalisis nilai-nilai kearifan lokal dalam perilaku sosial remaja di Desa Waimiting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Data diperoleh dari data primer dan data sekunder dengan sumber data berasal dari para remaja, tokoh masyarakat, dan masyarakat desa Waimiting. Metode dalam penelitian ini adalah observasi non partisiatif dengan teknik survei lapangan (field study), wawancara (interview), studi dokumentasi, dan studi literatur. Tahap analisis data, meliputi pereduksian data, penyajian data, verifikasi data, dan analisis data.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku sosial remaja di Desa Waimiting terbagi atas dua, yakni 1) perilaku sosial internal remaja di Desa Waimiting yang meliputi persaingan (persaingan yang bersifat pribadi dan persaingan yang bersifat kelompok), kerja sama (gotong royong dan tawar menawar), simpati, empati, membagi, meniru, nasionalis, patuh, dan cinta lingkungan; 2) perilaku sosial ekternal remaja di Desa Waimiting, antara lain lebih banyak menghabiskan waktu dengan gedget, sikap egois, kurang bersosialisasi, cendering bebas dalam menampilkan diri. Nilai-nilai kearifan lokal dalam perilaku sosial remaja di Desa Waimiting, yakni dilihat dari wujud adat istiadat nilai kearifan lokal meliputi  kepatuhan, kebersamaan, nilai pendidikan, saling menghormati; dilihat dari wujud sikap positif terhadap limgkungan atau alam, antara lain cinta dan saling menghargai; wujud kegiatan masyarakat yang dilandasi oleh aspek keagamaan, pendidikan, dan sosial budaya, yakni berkeyakinan, tanggung jawab, dan saling membantu serta kerja sama. Nilai-nilai kearifan lokal yang bergeser dalam perilaku sosial remaja di Desa Waimiting, yakni nilai kebersamaan dan nilai kerja sama.

Keywords

Nilai Kearifan Lokal Perilaku Sosial Remaja Desa Waimiting

Article Details

Author Biographies

Susiati Susiati, Universitas Iqra Buru

Fakultas Sastra, Prodi Sastra Indonesia

Andi Masniati, Universitas Iqra Buru

Fakultas Sastra

How to Cite
Susiati, S., Masniati, A., Iye, R., & Buton, L. H. (2020). Kearifan Lokal Dalam Perilaku Sosial Remaja Di Desa Waimiting Kabupaten Buru. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, 7(1), 8–23. https://doi.org/10.35326/pencerah.v7i1.747

References

  1. Abdulsyani. (2015). Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Bumi Aksara.
  2. Aslan. (2017). Nilai-nilai Kearifan Lokal Dalam Buaya Pantang Larang Suku Melayu Sambas. Jurnal Ilmu Usbuluddin. 16(1), 11-20.
  3. Farid, M., & Moh. Adib. (2018). Fenomenologi: Dalam Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Prenada Media
  4. Hasbullah. (2012). Rewang: Kearifan Lokal dalam Membangun Solidaritas dan Integrasi SosialMasyarakat di Desa Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Jurnal Sosial Budaya, 9(2), 41-53
  5. Hilmi, M. Z. (2015). Nilai-nilai Kearifan Lokal Dalam Perilaku Anak Remaja Di Desa Sepit Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur. Journal of Educational Social Studies, 4(2), 87-100.
  6. Kartono, K. (1980). Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung: Alumni.
  7. Mansyur, F. A. (2016). Onina Manga Mancuana Mangenge: Cultural Values of Wolio People that Never Fade (A Study of Anthropological Linguistics). Proceeding International Prasasti III: Current Research in Linguistics. Surakarta: Linguistics Postgraduate Program of Universitas Sebelas Maret. DOI: https://doi.org/10.20961/pras.v0i0.1526.
  8. Mansyur, F. A. (2018). Onina Manga Mancuana Mangenge: Ungkapan Tradisional Orang Wolio. Disertasi. Yogyakarta: Pascasarjana FIB UGM.
  9. Mansyur, F. A. & Ratna S. (2020). A Cognitive Semantics Analysis of Wolio Proverbs Related to the Human Body. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 436, Published by Atlantis Press SARL. Retrieved from https://www.atlantis-press.com/proceedings/bis-hess19/articles.
  10. Mansyur, F. A. & Suherman, L. O. A. (2020). The Function of Proverbs as Educational Media: Anthropological Linguistics on Wolio Proverbs. ELS Journal on Interdisciplinary Studies in Humanities, 3 (2), 271-286. DOI: 10.34050/els-jish.v3i2.10505.
  11. Martin, G., & Pear, J. (2015). Modifikasi Perilaku dan Penerapannya, Terjemahan dari Behavior Modification oleh Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  12. Moleong, L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  13. Ridwan, N. A. (2007). Landasan Keilmuan Kearifaan Lokal. Puwokerto: STAIN.
  14. Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Modern. Terjemahan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
  15. Singsomboon, T. (2014). Tourism Promotion and The Use of Local Wisdom Through Creative Tourism Process. International Journal of Business Tourism and Applied, 2(2), 32-37.
  16. Sukmayadi, T. (2018). Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam Pandangan Hidup Masyarakat Adat Kampung Kuta. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraaan, 3(1), 19-29.
  17. Susiati, S. (2018). Nilai Budaya Suku Bajo Sampela Dalam Film The Mirror Never Lies Karya Kamila Andini [The Cultural Values of The Bajo Sampela Ethnic Group in The Mirror Never Lies Film by Kamila Andini]. Jurnal Totobuang, 6(2), 297,311.
  18. Susiati, & Taufik. (2019). Nilai Pembentuk Karakter Masyarakat Wakatobi Melalui Kabhanti Wa Leja. Jurnal Totobuang, 7(1), 117-137.
  19. Tarakanita, I., & Cahyono, M.Y.M. (2013). Komitmen Identitas Etnik dalam Kaitannya dengan Eksistensi Budaya Lokal. Jurnal Zenit, 2(2), 1-14.
  20. Yusuf, S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>