Persepsi dan Tingkat Adopsi Budidaya Pertanian yang Baik Pada Sawi Hijau di Kelurahan Balearjosari Kota Malang
DOI:
https://doi.org/10.35326/agribisnis.v9i1.7285Keywords:
Budidaya pertanian yang baik, pertanian perkotaan, persepsi, tingkat adopsiAbstract
Praktik pertanian di kawasan perkotaan memerlukan penerapan prinsip-prinsip Budidaya Pertanian yang Baik untuk menghasilkan produk pertanian yang bermutu dan aman dikonsumsi. Keberhasilan penerapan prinsip budidaya tersebut bergantung pada persepsi dan tingkat adopsi terhadap prinsip-prinsip tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan tingkat adopsi budidaya pertanian yang baik dalam budidaya sawi hijau (caisim) di Kelurahan Balearjosari, Kota Malang. Penelitian dilakukan menggunakan metode survei terhadap ibu rumah tangga yang terlibat aktif dalam kegiatan budidaya. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertutup dengan skala Likert dan pilihan jawaban “ya” atau “tidak”, kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok usia produktif (35–50 tahun) sebesar 54%, memiliki tingkat pendidikan sarjana sebanyak 50%, dan bekerja sebagai wirausaha kuliner sebanyak 43%. Tingkat persepsi terhadap prinsip budidaya pertanian yang baik berada dalam kategori tinggi atau positif dengan skor rata-rata 4,49, yang mencerminkan kesiapan secara kognitif dan afektif dalam menerima prinsip-prinsip pertanian yang baik. Tingkat adopsi prinsip-prinsip pertanian yang baik masih tergolong sedang (80%), yang mengindikasikan adanya kesenjangan antara pemahaman dan praktik. Kesenjangan ini disebabkan oleh keterbatasan akses terhadap input produksi dan terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Oleh karena itu, dukungan dalam bentuk pelatihan teknis dan fasilitasi sarana pendukung menjadi hal penting untuk meningkatkan adopsi praktik budidaya pertanian yang baik di kawasan pertanian perkotaan.
Downloads
References
Astar, I., Suyanto, A., Rahayu, S., Purwani, A. T., Oktarianty, S., Widarti, S., & Ayen, R. Y. (2025). Sosialisasi dan Pendampingan Pertanian Organik untuk Meningkatkan Adopsi Teknologi Pertanian Berkelanjutan di Desa Temiang Mali , Kalimantan Barat melalui Pendekatan Partisipatif. 5(1), 217–222.
Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tengah. (2022). Penerapan GAP Dapat Meningkatkan Mutu Tanaman dan Produktivitas Lahan Secara Bersamaan.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. (2022). Desain Pedoman SL-GAP 2022. Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Dunn, A. M., Hofmann, O. S., Waters, B., & Witchel, E. (2011). Cloaking malware with the trusted platform module. In Proceedings of the 20th USENIX Security Symposium (pp. 395–410).
Fikri, M. R. A., & Sam’un, M. (2023). Penentu motivasi petani dalam adopsi teknologi budidaya padi sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas. Jurnal Agrimanex, 5 (1), 45–52. https://doi.org/10.35706/agrimanex.v5i1.12067
Kementerian Pertanian Republik Indonesia. (2009). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Pedoman Budidaya Sayuran yang Baik (Good Agricultural Practices for Vegetables). Jakarta: Kementan RI.
Sihombing, M. T., Hubeis, M., Magister, P., Manajemen, I., & Manajemen, D. (2024). Analisis Adopsi dan Penggunaan Aplikasi Pertanian Digital oleh Petani Skala Kecil di Kabupaten Tuban dengan Model UTAUT. 19(2), 80–92.
Sirajuddin, Z., & Liskawati Kamba, P. (2021). Farmer’s Perception on Information and Communication Technology Implementation in Agricultural Extension. Jurnal Penyuluhan, 17(2), 136–144.
Situmorang, D. (2022). Keterikatan penerapan good agriculutral practices (Gap) dengan pertanian berkelanjutan pada komoditas cabai merah dan bawang merah. Kementerian Pertanian , 1–32.
UKM Indonesia. (2025). Mengenal Good Agricultural Practice: Pengertian, manfaat, dan cara mendapatkan sertifikasi GAP.
UPLAND Project. (2022). Mengenal Good Agriculture Practice dalam Meningkatkan Produksi. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian.